Sejarah Konstruksi Baja Ringan
Sejarah Konstruksi Baja Ringan
Salah satu tren bangunan saat ini adalah penggunaan baja ringan. Banyak sekali alasan mengapa seseorang kemudian lebih memilih baja ringan dibandingkan konstruksi konvensional untuk rumah maupun gedung yang sedang dibangunnya.
Faktor awet dan tahan lama, baja ringan tentu menjadi primadona. Baja ringan tidak mudah memuai terkena panas, sebaliknya tidak menyusut terkena dingin. Rayap pun tak mampu menghancurkannya. Selain itu pemasangannya yang lebih mudah membuat waktu pembuatan bangunan secara keseluruhan menjadi lebih sedikit.
Disebut baja ringan karena memang komposisi utamanya berasal dari baja, yaitu campuran antara logam besi (Fe) dan karbon (C). jadi baja memang bukan logam murni. Namun kualitas baja sangat ditentukan oleh unsure karbon. Selain dua unsur tersebut, terkadang ditambahkan unsure lain seperti nikel (Ni), vanadium (V), chrom (Cr) dan molybdenum (mo) untuk mendapatkan sifat lain seperti tahan terhadap suhu tinggi dan anti korosi, sifat yang dimiliki besi. Sedangkan baja ringan sendiri merupakan baja canai dingin yang memiliki kualitas tinggi, bersifat ringan dan tipis.
Baja ringan sendiri memiliki beberapa jenis dilihat dari kemampuan nilai tegangan tarik yang dimilikinya. Untuk contoh, jika sebuah baja memiliki tegangan tarik tinggi atau G550, maka kekuatan tarikannya mencapai 550 MPa (Mega Pascal). Untuk melindungi baja yang berbahan besi dari korosi, maka digunakan bahan pelapis. Salah satu yang paling terkenal adalah ZAM atau zinc, aluminium dan magnesium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar